KELIAN ADAT
Welcome to Ubud Kelod
28 Agustus 2008
Pawedal Piodalan Pura Desa, 5 Oktober 2008
Indik pawedal sane ngayah Pangempi keni Rp. 50.000,-
Indik naub pengempi keni jinah Rp. 150.000,-
Sane naub memungkul keni jinah Rp. 200.000,-
Indik pawedal merupa jinah puniki mangda sampun katur ngawit ngayah ring pawilangan 30 september 2008. Ida dane Krma Desa istri sami sampun tedun ngayah sawetara jam 8 semeng.
Kelian Desa Ubud Kelod
I Made Suwarsa
26 Agustus 2008
Pelatihan Sanggar Telematika Ubud Kelod I
Pukul : 15.00 - 17.00 Wita
Tempat : Balai Banjar Ubud Kelod
Peserta Sanggar Telematika Ubud Kelod
1. Gusti Nyoman Gede ardana
2. Kadek Dwi Warna
3. I Kadek Udiara
4. Dewa Gede Adi Kumara
5. Gusti Ngurah Mulyawan
6. Arya Diana Putra
7. Gst. Ag. Asmara Kepakisan
8. I Wayan Suartika
9. I Wayan Sudartana
10. Ni Koming Yustini
11. Dewa Ayu Sri Darma Budi
12. Gst. Ag. Eva Junika
13. A. A. Sri Petriani
14. Putu Ayu Siumastami
15. Ni Kadek Listiari
16. Ni Wayan Wiliyanti
Susunan Pengurus Sanggar Telematika Ubud Kelod
Pembina : Kelian Banjar Ubud Kelod
Kelian Desa Ubud Kelod
Prajuru Banjar/Desa Ubud Kelod
Telkom
Penanggung Jawab : I Ketut Masta
Sekretaris : Gusti Agung Putri Meiyani
Koordinator Pelatihan: Dewa Gede Resesiana
Seksi Prasarana : Gusti Nyoman Ardana
Seksi Operasional : Dewa Gede Adi Suryawan
Pelebon Puri Ubud & Ngaben Masal 2008
Namun sejak tahun 1984 ngaben di Banjar Ubud Kelod dilaksanakan dengan cara masal yaitu disebut dengan ngaben masal/ngaben kerta masa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan waktu, biaya dan tenaga. Apalagi jarak waktunya dengan rentang 4 tahun. Mengingat kegiatan-kegiatan adat keagamaan di Ubud Kelod dan Ububd pada umumnya sangat padat.
Untuk tahun ini jumlah sawa/penangga di Br. Ubud Kelod 23 sawa. Ditambah dengan beban adat di Puri lagi satu yaitu tokoh Bendesa adat yang notabene yang
Adapun tokoh besar dari Banjar kami yang wafat 28 April 2008 lalu dari segi padewasan mengikuti padewasan ngaben kerta masa. Jadi saat tanggal 15 Juli 2008 kami di pekraman Ubud akan mengadakan Pelebon dan Ngaben Kerta masa secara bersamaan. Untuk jumlah sawa di desa pekraman Ubud ±68 sawa, sedangkan di Puri Saren kauh Ubud sekarang sudah ada dua layon yang akan di pelebon. Dua layon yang sudah terbaring di dalam bendusa di bale gede Puri Saren Kauh yaitu Tjokorda Gede Agung Suyasa yang berbanjar adat di Banjar Adat Ubud Kelod dan Tjokorda Gede Raka yang berbanjar Adat di Ubud Kaja. Profil seorang Tjokorda
Untuk pelebon pada tanggal 15 Juli 2008 di Puri Ubud ada dua bade besar, karena ada dua layon. Satu bale dengan ketinggian 26 meter satu lagi 22 meter. Arsitek bade atau pakoleman dari Puri Saren Agung Ubud Tjokorda Gede Raka Sukawati, SE. , beserta adik almarhum Tjokorda Raka Kertyasa, S.Sos. bersama arsitek akademis dan tokoh masyarakat, mendiskusikan bagaimana membuat satu bade yang inggi dan besar yang berisi dua layon. Arsiteknya mengatakan bisa, tetapi karena jalan di kiri kanan jalan raya Ubud sudah di trotoarisasi, maka hal itu tidak mungkin, karena memerlukan sanan atau alat penggotong yang lebar sampai ke trotoar. Beliaau pihak Puri beserta arsitek dan tokoh masyarakat Ubud ingin mengulang peristiwa tahun 1967 dimana pada saat itu ada layon kembar (2 layon). Dalam satu bade yang sangat besar dan tinggi, tetapi karena keadaan hal itu tidak bisa diwujudkan. Sesungguhnya peristiwan ini perlu dicatat oleh MURI, karena sangat langka di seluruh
Tidak dapat dibayangkan, apa yang akan terjadi di Desa Pekraman Ubud pada tanggal 15 Juli 2008. Ribuan masa akan tumpah ruah ke Ubud, termasuk wisatawan mancanegara. Untuk menyaksikan pelebon dan ngaben Kerta Masa Ubud 2008. sehabis menyandang atau menggotong bade, lembu, naga banda ke tunon atau setra puri. Maka masyarakat Ubud akan berbalik menggotong/menyandang sawa di Banjarnya masing-masing, menuju setra Ubud. Jalan akan penuh sesak dan akan terjadi kemacetan. Belum lagi berbaurnya para kameramen, wartawan, photographer, akan memadatkan lalu lintas di Ubud.
Khususnya untuk Banjar Ubud Kelod, masyarakat yang mempunyai sawa akan mendapatkan bantuan pinjaman Rp. 10.000.000,- dari Koperasi Serba Usaha Guna Artha Werdhi Ubud Kelod tanpa bunga selama 10 bulan.
by. Arby
Profil Banjar Ubud Kelod
Banjar Ubud Kelod sudah berdiri sejak tahun 1959 merupakan pemekaran wilayah dari Banjar Ubud dari saat sebelumnya. Dari pemekaran ini maka terdapat banjar masing-masing ; Banjar Ubud Kelod, Banjar Ubud Tengah, Banjar Ubud Kaja dan Banjar Sambahan Ubud. Keempat banjar ini menjadi satu desa adat yaitu Desa Pekraman Ubud.
Banjar Ubud Kelod terdapat dijantung
Banjar Ubud Kelod adalah banjar yang dilahirkan dalam suasana pedesaan dari tahun 70-an keatas. Kehidupan masyarakatnya pada saat itu lebih banyak bertani, berkebun, beternak dan pertukangan. Khusus dengan kegiatan melukis, memahat, mematung, menari dan lebih banyak mengkhususkan diri pada upacara keagamaan yang bernuansa religius. Dengan perpaduan adat, budaya dan seni yang bernafaskan Agama Hindu.
Tetapi sejak tahun 80-an Ubud Kelod berganti wajah sejalan dengan pegaruh destinasi wisatawan dimana pada saat itu Ubud sudah diperkenalkan sekitar tahun 1930-an oleh Rudolf Bonet seniman lukis dari Belanda, Mario Banco, Arie Smith, Walter Spies dan Han Snell.
Akomodasi, rumah-rumah penginapan, home stay, bungalow, cottage, hotel melati, hotel berbintang dan villa-villa menjamur serta beberapa art shop, toko barang-barang seni kerajinan, gallery, warung makan dan restoran serta toko kaset, toko pakaian dan souvenir lainnya memenuhi Jalan Monkey Forest Ubud, Jalan Dewi Sita, Jalan Raya Ubud, Jalan Raya Campuhan, Jalan Karna, Jalan Arjuna dan Jalan Anggada Ubud yang merupakan jalan-jalan yang terletak di wilayah Ubud Kelod.
Dengan demikian dapat digaris bawahi dari kemajuan itu masyarakat Banjar Ubud Kelod khususnya dan Desa Pekraman Ubud pada umumnya masyarakatnya secara ekonomis kebanyakan merupakan konsumen dari lakunya produk sandang, pangan dan papan yang berdatangan dari seluruh penjuru
Banjar Ubud Kelod terdiri dari 289 KK yang terdiri dari wangsa Brahmana, Triwangsa dan Sudra. Dari jumlah itu 249 dari soroh Brahmana, Pra Dewa, Pra Gusti, Pasek, dll sedangkan sisanya sekitar 40-an adalah KK puri Seperti Puri Saren Kangin, Puri Saren Kauh, Puri Mahasari, Puri Ibah, Puri Saraswati, Puri Kumudasari, Puri Kelodan, Puri Muwa, Puri Abing dll.
Pada tahun awal Kelian Banjar Ubud Kelod adalah Ida Bagus Made Rubek, Kelian Banjar Adat yang kedua Bapak I Wayan Rena, yang ketiga Bapak I Wayan Suweca, dan Kelian Banjar Adat yang sekarang Drs. I Nyoman Yoga, SH. Sejak terbentuknya sistem Kelian Banjar Ubud Kelod merangkap jabatan Kepala Dusun. Oleh karena itu dalam status rangkap jabatan Kelian itu disebut Kepala Lingkungan.
by. Arby
Banjar Ubud Kelod
Yang khusus dan istimewa dari banjar Ubud Kelod adalah terbentuknya Desa Adat Ubud Kelod yang merupakan perpanjangan tangan Bendesa Adat/Pekraman Ubud di Bidang parahyangan, jadi yang mengurus dan mengamong kegiatan/wali keagamaan khususnya di Pura Desa Ubud adalah Pengurus Desa yang terdiri dari ; Kelian Desa yang sekarang dijabat oleh I Made Swarsa, Penyarikan/Sekretaris : I Gusti Ngurah Oka Negari, Bendahara : I Dewa Ketut Swastika. Sedangkan di bidang Pawongan dan Palemahan di wewidangan Ubud Kelod di urus oleh prajuru Banjar Adat.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Banjar Adat Ubud Kelod :
1. Di Bidang Politik
Membangun sistem perpolitikan yang netralitas.
2. Di Bidang Ekonomi
Sejak tahun 2001 mendapat bantuan dana Rp. 15.000.000,- dari mantan Bupati Gianyar Tjokorda Budi Suryawan SH, M.Si. kemudian tahun 2008 oleh Bupati Gianyar A.A. Gede Agung Bharata, SH Rp. 10.000.000,- ditambah dengan bantuan Banjar Adat dan Desa Adat Ubud Kelod permodalan yang di manajemen dengan sistem manajemen modern sudah mengedarkan uang Rp. 1.139.161.717,- per bulan juni mulai maret 2007.
3. Di Bidang Pendidikan
Banjar Ubud Kelod mendirikan “Prema Ananda Foundation” (Yayasan Prema & Ananda) yang bergerak di bidang Pendidikan, Sosial, Budaya dan Lingkungan. Khusus di bidang Pendidikan didirikanlah TK Prema & Ananda School di Balai Banjar dengan Biaya dari Banjar ± Rp. 150.000.000,- yang saat ini sudah memasuki tahun kedua penerimaan siswa baru. Pada awal juni 2008 yang lalu sudah menamatkan siswa 86 dari 106 siswa.
4. Seni Budaya
Di Ubud Kelod tahun 1960-an seni tari balet Ramayana identik dengan seni Banjar Ubud Kelod, karena saat itu sampai era 70-an seni tari balet Ramayana merupakan langganan pentas di Puri Ubud dan beberapa hotel di Bali. Saat ini di Ubud Kelod terdapat beberapa sekaa diantaranya :
a. Sekaa Angklung Silang Baang Banjar Ubud Kelod
Terdiri dari sekitar 60 orang, kegiatannya ngayah di Pura-pura yang ada di Pekraman Ubud dan Pura-pura lainnya serta ngayah pada setiap warga yang melaksanakan upacara adat.
b. Sekaa Gong PKK Kiduling Swari Br. Ubud Kelod
Terdiri dari ± 70 anggota, kegiatannya ngayah di Pura-pura dan secara regular mengadakan pertunjukn bagi wisatawan mancanegara di Stage Balai Banjar Ubud Kelod setiap hari Jumat jam 19.30 wita.
c. Sekaa Baleganjur
Terdiri dari 60-an anak-anak usia SD-SMP. Kegiatan ngayah, ngiring Sasuhunan Ida Bhatara setiap tedun dan akan di tingkatkan menjadi Sekaa Gong Lelambatan.
5. Bidang Olah Raga
Di Bidang olah raga Ubud Kelod setiap tahun dalam rangka 17 Agustus-an mengikuti lomba tarik tambang, sepak bila (futsall), volly, atletik, jalan santai, bulu tangkis, dll. Sering menjadi tiga besar. Di cabang sepak bola Banjar Ubud Kelod memiliki kesebelasan yang tangguh yaitu Putra Sesana FC yang sering menjadi langganan juara kompetisi Persegi Gianyar dan diundang dalam pertandingan turnamen sepak bola di seluruh
6. Bidang Keagamaan
by. Arby