Banjar Ubud Kelod sudah berdiri sejak tahun 1959 merupakan pemekaran wilayah dari Banjar Ubud dari saat sebelumnya. Dari pemekaran ini maka terdapat banjar masing-masing ; Banjar Ubud Kelod, Banjar Ubud Tengah, Banjar Ubud Kaja dan Banjar Sambahan Ubud. Keempat banjar ini menjadi satu desa adat yaitu Desa Pekraman Ubud.
Banjar Ubud Kelod terdapat dijantung
Banjar Ubud Kelod adalah banjar yang dilahirkan dalam suasana pedesaan dari tahun 70-an keatas. Kehidupan masyarakatnya pada saat itu lebih banyak bertani, berkebun, beternak dan pertukangan. Khusus dengan kegiatan melukis, memahat, mematung, menari dan lebih banyak mengkhususkan diri pada upacara keagamaan yang bernuansa religius. Dengan perpaduan adat, budaya dan seni yang bernafaskan Agama Hindu.
Tetapi sejak tahun 80-an Ubud Kelod berganti wajah sejalan dengan pegaruh destinasi wisatawan dimana pada saat itu Ubud sudah diperkenalkan sekitar tahun 1930-an oleh Rudolf Bonet seniman lukis dari Belanda, Mario Banco, Arie Smith, Walter Spies dan Han Snell.
Akomodasi, rumah-rumah penginapan, home stay, bungalow, cottage, hotel melati, hotel berbintang dan villa-villa menjamur serta beberapa art shop, toko barang-barang seni kerajinan, gallery, warung makan dan restoran serta toko kaset, toko pakaian dan souvenir lainnya memenuhi Jalan Monkey Forest Ubud, Jalan Dewi Sita, Jalan Raya Ubud, Jalan Raya Campuhan, Jalan Karna, Jalan Arjuna dan Jalan Anggada Ubud yang merupakan jalan-jalan yang terletak di wilayah Ubud Kelod.
Dengan demikian dapat digaris bawahi dari kemajuan itu masyarakat Banjar Ubud Kelod khususnya dan Desa Pekraman Ubud pada umumnya masyarakatnya secara ekonomis kebanyakan merupakan konsumen dari lakunya produk sandang, pangan dan papan yang berdatangan dari seluruh penjuru
Banjar Ubud Kelod terdiri dari 289 KK yang terdiri dari wangsa Brahmana, Triwangsa dan Sudra. Dari jumlah itu 249 dari soroh Brahmana, Pra Dewa, Pra Gusti, Pasek, dll sedangkan sisanya sekitar 40-an adalah KK puri Seperti Puri Saren Kangin, Puri Saren Kauh, Puri Mahasari, Puri Ibah, Puri Saraswati, Puri Kumudasari, Puri Kelodan, Puri Muwa, Puri Abing dll.
Pada tahun awal Kelian Banjar Ubud Kelod adalah Ida Bagus Made Rubek, Kelian Banjar Adat yang kedua Bapak I Wayan Rena, yang ketiga Bapak I Wayan Suweca, dan Kelian Banjar Adat yang sekarang Drs. I Nyoman Yoga, SH. Sejak terbentuknya sistem Kelian Banjar Ubud Kelod merangkap jabatan Kepala Dusun. Oleh karena itu dalam status rangkap jabatan Kelian itu disebut Kepala Lingkungan.
by. Arby
Tidak ada komentar:
Posting Komentar