Welcome to Ubud Kelod

Banjar Ubud Kelod adalah banjar yang dilahirkan dalam suasana pedesaan dari tahun 70-an keatas. Kehidupan masyarakatnya pada saat itu lebih banyak bertani, berkebun, beternak dan pertukangan. Khusus dengan kegiatan melukis, memahat, mematung, menari dan lebih banyak mengkhususkan diri pada upacara keagamaan yang bernuansa religius. Dengan perpaduan adat, budaya dan seni yang bernafaskan Agama Hindu.

04 Juni 2009

Sisi Lain Lomba Kelurahan

Tidak terasa seminggu sudah Lomba Kelurahan Ubud berlalu, mungkin beberapa orang yang terlibat dalam persiapan ini, masih terbayang akan persiapan dan target-target yang akan ingin diwujudkan. Barangkali tak sedikit yang menargetkan agar Kelurahan Ubud yang kita cintai ini menjadi juaranya.... betapa tidak, antusiame masyarakat Ubud menyambut serta merta kegiatan ini, mulai dari rapat persiapan, pembentukan panitia, koordinasi, perbandingan, kemudian action, penataan kembali terhadap lingkungan, administrasi, bukan saja dari masing-masing rumah, tentu saja lingkungan banjar dan fasilitas umum lainnya, ditata kembali dengan memenuhi standar layaknya sebuah fasilitas entah apapun itu namanya...
Walaupun kini masih dalam tahap penantian istilah kata dari sebuah acara tv, H2C Harap-harap Cemas...., Tapi... sepertinya... bukan itu menjadi target utamanya. Ada sisi lain dan hikmah dari pelaksanaan kegiatan kelurahan ini sungguh membawa dampak positif yang teramat sangat, yakni;

Gotong Royong
Budaya gotong royong yang selama ini nyaris menghilang, kembali menggeliat dalam 5 bulan belakangan ini, meskipun rutinitas ngayah banjar dalam kegiatan adat maupun upacara keagamaan Ubud tak pernah kosong dalam lingkaran-lingkaran kalender, tidak saja kegiatan berdasarkan pawekon maupun perhitungan sasih(bulan).... juga kegiatan-kegiatan adat lainnya yang berhubungan dengan kemanusiaan. Suasana gotong royong memang terasa lain, aksi peduli lingkungan, yang terasa kurang sereg bila dilakukan sendiri, berubah menjadi penuh semangat. Membersihkan selokan, yang masih saja ada membudayakan diri membuang sampah ke saluran air yang sangat bertentngan dengan konsep Tri Hita Karena kan?! Ya.. semoga saja dengan gotong royong kepedulian terhadapa lingkungan semakin meningkat. Lanjutkan!!!

Kebersamaan & Kerjasama
Kerja sama dalam interaksi sosial untuk mewujudkan visi serta misi yang telah disepakati bersama dalam Lomba Kelurahan ini, tentu membutuhkan pertemuan dengan kwalitas dan kwantitas yang cukup intens, karena ada banyak hal yang kita benahi, ada banyak persiapan, ada banyak binaan-binaan. Terutama para Wanita Bali yang tak mau kalah, mendukung mengambil peran sesuai kodratinya, dalam kegiatan lomba kelurahan ini, para ibu-ibu PKK yang kini perpanjangan katanya menjadi Pemberdayaan Kesejahtraan Keluarga. Para ibu-ibu di banjar bukan hanya bisa ngegosip lho...., tapi serius dibina mengaplikasikan diri dala perannya mengijowantahkan 10 Program pokok PKK, yakni; Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, gotong royong, Sandang, Pangan, Pemahaman dan tata laksana rumah tangga, Pendidikan ketrampilan, Kesehatan, Mengembangkan Kehidupan berkoprasi, Kelestarian Lingkungan dan Perencanaan Sehat. Wow... bisa dibayangkan memenuhi setiap aspek kehidupan dong...., sungguh mulia wanita Bali. Ups.... ah bukan saja kaum ibu yang ambil dalam lomba kelurahan, tentu saja bapak-bapak dan tidak ketinggalan kaum muda yang tergabung dalam Sekaa Taruna jugalah.... ( ada dech).

Tertib Administrasi
Yang menjadi penilaian utama dalam lomba kelurahan bukan saja lingkungan tapi apa yang tertulis dan tercatat, baik sajian angka, jumlah berupa data adalah syarat mutlak, oleh karena tertib administrasi, merupakan informasi bagi kita untuk mengambil suatu kebijakan dan keputusan. Apa yang tersurat adalah hal yang tersirat di dalamnya, apakah itu mencerminkan pribadi-pribadi yang ada di dalamnya? barangkali merupakan gambaran sebuah transparasi yang berkecambah sesuai tuntutan reformasi atau juga demokrasi yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah lingkungan, (alah... apaan tuch).
Begini-begini.... setiap aktipitas sosial yang ada di Banjar, baik itu sekaa, persatuan, organisasi, koprasi, sanggar Telematika diantaranya, harus jelas strukturnya, wadahnya, aktifitasnya, prestasinya, anggaotanya, agenda kegiatannya, persutannya, kepemilikan inventarisnya dan dana-dana yang dikelola, harus jelas sak detil-detilnya, transpansi itu maksudnya, terarah, terukur dapat dipertanggung jawabkan secara accountable.
Bukan saja organisasi, Jumlah Penduduk dengan segala status keberadaanya, keyakinan, pekerjaan, status tentunya menjadi perhatian yang cukup serius, untuk mengetahui laju tingkat perekonomian, kesejahteraan, (Poleksosbud Hankam).
Eh.... yang ga kalah penting, menjelang Pilpres 9 Juli nanti, Daftar Pemilih Tetap juga ada agar tidak ada saling tuding nantinya, ga terdaftarlah...., alasan golputlah, ternyata tertib administrasi saling terkait satu sama yang lainnya, sebagai landasan untuk cross_check lintas sektor kehidupan.
Nah... sekarang jelas kan maksud dan tujuan tertib administrasi???
Kreatipitas
Pada acara penilaianLomba Kelurahan Ubud, Selasa 26 Mei 2009, kelurahan Ubud nampakmenawan, ada banyak kreatifitas yang dapat ditunjukkan, bukan saja mulai dari penampilan diri dalam balutan tata busana, jalan dan fasilitas umum tampak bersih, banjar, tertata rapi lengkap dengan administrasi, dan pajangan kreativitas seni dimensi, ada foto, hidangan tata boga, bahkan banjar di sulap menjadi workshop bagi ketrampilan dan peukis, pematung, penari unjuk kebolehan.
Belum lagi Wantilan Ubud dan Puri Saren Ubud sebagai tempat central penyambutan tim juri penilai dari Provinsi Bali, karuan saja menjadi pusat perhatian.
Semua tertuang, seirama dengan gambelan Bali yang selalu dinamis, mengiringi dalam setiap ruang, gerak dan nafas kehidupan.

Ternyata...
Lomba Kelurahan Ubud menyisakan sepenggal kenangan, menyadarkan akan sisi lain dari sekedar sebuah lomba atau ajang, tentunya bukan lomba sialan...
Lomba Kelurahan ini, mengingatkan kita akan budaya gotong royong, kebersamaan dan kerjasama, disiplin dan berkreasi menyemangati hidup.
Semoga Kehidupan ini lebih hidup dalam bingkai kedamaian dan Ubud sebagai tempat yang Shanti.

Tidak ada komentar: